Tuesday 21 July 2015

MOMENTUM LEBARAN

Idul Fitri biasanya diidentikkan dengan kue-kue kering yang menggelitik lidah. Seperti nastar, kastangel, putri salju, kukies, biji ketapang, dan lainnya.

Saya ingat, dulu sewaktu kecil, biasanya seminggu sebelum lebaran mama sudah sibuk membuat kue di dapur. Dan karena anak-anak mama perempuan semua, jadi hampir semua anaknya turun ke dapur juga membantu mama.

Tapi, setelah menikah dan karena saya tidak mahir membuat kue kering, maka kudapan lebaran biasanya order ke tetangga rumah yang menjalani bisnis kue-kue lebaran. Atau, ikut patungan dengan kakak tertua dan sebelum hari raya saya sudah menginap di sana untuk membantu mengolah bahannya.

Saya memang payah dalam hal mengolah kue kering. Saya terbiasa membuat kue basah. Karena menurut saya, kue basah jauh lebih mudah dan tidak membutuhkan banyak peralatan yang mahal. Dalam artian, alat seadanya pun kue basah masih bisa jadi dengan sempurna. Namun, sempat saya lihat di postingan teman yang berbagi resep membuat kue kering dengan alat seadanya. Hmm, saya harus pelajari ini.

Seiring berjalannya waktu, kue-kue kaleng menjadi pilihan karena harganya yang relatif lebih hemat dan mudah didapatkan di swalayan-swalayan terdekat.

Tetapi, bagi saya pribadi. Kudapan homemade rasanya lebih memiliki tempat di hati. Terlebih bila si pembuat memang memiliki jam terbang tinggi dan sudah diakui hasilnya yang menggoyang lidah.
Dan karena saya sangat suka nastar dan putri salju, maka saya berazzam lebaran tahun depan saya harus bisa mengolahnya sendiri. Semoga. Aamiin.

#momentumlebaran #sajianhariraya #kuekering #kuekeringidulfitri #homemade #pilihansempurna #selaluadajalan #kreatifkandiri #belajarhinggatua #jelangidulfitri

No comments:

Post a Comment

BESTIE

Dari sekian banyak teman yang saya miliki, mungkin hanya satu sosok manusia ini nih yang paling nge-klik. Sebab, cuma dia yang berani bicara...