Friday 3 July 2015

LATIHAN SA'I

Sesuai rencana, saya dan Aira keluar rumah sore ini selain untuk membeli takjilan, tetapi juga sambil mampir ke mini market untuk transfer ke beberapa orang teman dan mertua di Jogja. Maklum, ATM center belum ada di Bedahan. Kalau mau ke ATM Center, harus ke Tugu dan jaraknya sekitar 10-15menit bila dilaju motor. Kalau jalan kaki? Oops.. Saya belum pernah mencobanya. Yang jelas jaraknya lebih dari 10km. Sedangkan angkot jumlahnya sangat sedikit. Mungkin sekitar 1-2jam sekali baru lewat. Itu pun tak pasti. Maka, ATM B** di In**maret-lah yang selalu menjadi andalan. Karena letaknya tidak terlalu jauh. Sekitar 2-3km. Masih sanggup bila dilaju dengan jalan kaki. 

Sampai di depan Ind*maret, saat masuk... ealah... kemarin-kemarin masih bisa melakukan transaksi selain pengambilan tunai. Karena memang sudah sebulan ini ATM di sana sepertinya tidak diisi-isi. Terlihat dari tanda kertas pengumuman bertuliskan 'ATM Kosong' yang masih menempel di layar mesin ATM. Tetapi sekitar 4hari lalu saya masih sukses melakukan transaksi transfer. Sayang, kali ini ATM selain kosong, juga rusak ternyata. Fiuhh... (NB. Vendor ATM B**, atau pihak bank, cobalah cek ke sini. Di sini banyak warga yang mengandalkan ATM tunggal itu karena memang itu yang paling dekat).   

Akhirnya, Saya dan Aira keluar dari mini market tersebut dengan sedikit kecewa. Mau ke ATM center di Tugu? Angkot di sini masih terbilang langka. Akan mudah ditemui hanya di hari Rabu. Sebab, hari itu ada pasar kaget di lapangan Sulaiman. Walau pun jumlahnya tetap saja tidak bisa dibilang banyak. Mungkin kurang dari 5 armada angkutan umum. Tetapi di setiap Rabu, angkot akan sering 'ngetem' di tikungan lapangan depan pasar kaget.

Sepulang dari In**maret, Aira nyeletuk,
"Ma, kita jalan kaki lagi?"
"Yup."
"Capek, ma. Kan jauh. Tadi perginya jalan. Kenapa pulangnya jalan lagi? Makanya Bapak jangan bawa motor."
"Lha, Bapak kan kerjanya lebih jauh. Jadi harus bawa motor. Udah, jalan segini gak jauh. Anggap aja kita lagi latihan mau umroh. Lagi sa'i."
"Sa'i itu apa, ma?"
"Sa'i itu berjalan atau berlari-lari kecil dari Safa ke Marwah." (Cmiiw)

"Emang, kita lagi ke Safa sama ke Marwah?"
"Hihihi... bukan. Ini cuma perumpamaan aja." 
"Jadi, kita lagi belajar umroh ya, ma?"
"Hihihi... Iya. Anggap aja kita lagi belajar latihan buat umroh. Jadi, kalau jalan jauuuh... jangan ngeluh ya. Yuk, latihan lagi." 
Akhirnya Aira mau melanjutkan perjalanan dan tiba di rumah tanpa mengeluh lelah.

Hihihi... kasihan juga sih. Lumayan kan dia jalan kaki. Bolak-balik sekitar 5km. Gak papa. Biar kakimu sehat dan kuat. Biar ngabuburitnya lebih terasa. Toh, gak setiap hari kan? Masih banyak di luar sana yang jalan menempuh ke lokasi yang mereka tuju dengan jarak puluhan kilometer hanya beralaskan sandal. Sekalian latihan juga saat mulai masuk sekolah nanti. Lama kelamaan jarak jauh akan terasa dekat. Sedekat Tuhan dengan hamba-Nya. Eaaa... (Eh, gak nyambung ya?) 

Terbiasa dimanjakan dengan  mudahnya fasilitas saat di Palmerah yang serba ada, serba dekat dan serba banyak pilihan, memang dibutuhkan adaptasi yang luar biasa agar tetap bisa nyaman tinggal di daerah baru yang masih asri ini.  

"Ma, besok-besok pake sepeda Aya aja." 
"Trus?"
"Nanti mama Aya bonceng."
"Sepeda Aya kan kecil. Rodanya aja masih 4. Gak cukup kalau bonceng mama."
"Ya, udah deh. Ntar kalo Aya umroh, bawa sepeda aja biar gak capek jalan."
Weeks?! Hadeeeh, dasar anak-anak.  
"Kita besok umroh, ma?"
"Hehehe... InsyaAllah. Kalau Allah berkehendak." 
"Besok aja, ma umrohnya."
"Kata pakdhe Wanuri Wawan... gimana mau umroh, kalau sholat tarawihnya lama aja ngoceh-ngoceh. Malu sama Allah."
"Ooh... Iya deh. Aya kalo taraweh gak nakal deh."
"Aamiin." 
Hihihi... Gak papa, nak kita bermimpi umroh. Siapa tahu nanti diijabah. Aamiin. 




No comments:

Post a Comment

BESTIE

Dari sekian banyak teman yang saya miliki, mungkin hanya satu sosok manusia ini nih yang paling nge-klik. Sebab, cuma dia yang berani bicara...