Thursday 14 March 2013

SEBUAH NAMA SEBUAH CERITA


Nama adalah sebuah identitas yang diberi oleh si pemberi nama. Entah apakah nama itu bentuk sebuah doa, kasih sayang, cinta atau hanya sebuah nama tanpa makna. Dewasa ini, banyak beredar situs di mesin pencarian yang memuat tentang arti nama, mencari nama baru yang baik dan indah secara cuma-cuma alias gratis. Bahkan, ada juga jasa konsultan nama bagi para pasangan yang sedang mencari-cari nama terbaik bagi buah hatinya. Mulai dari :
www.armitaconsultant.com, 
thedomainfo.com/nama/nama_bayi, 
namanakbayi.com, 
ahlifengshui.wordpress.com, 
webinfo.reformal.ru/namabayiunik.com, 

dan masih banyak lagi lainnya yang tersebar di mesin pencarian.Setidaknya ada sekitar 327,000 hasil dalam kurang dari setengah menit.



Suami pun gencar-gencarnya memberi sebuah identitas padaku. Sebuah nama yang mulanya hanya untuk nama akun di dunia maya saja. Trance Taranokanai. Nama ini pemberian suami padaku sekitar 5 tahun silam. Saat itu, kami belumlah menikah. Hubungan kami pun masih sebatas persahabatan. Saat itu, suami (yang belum berstatus menjadi suami) memberikan nama itu padaku tanpa memberi tahukan apa artinya. Sedang aku merasa, nama itu terdengar unik dan indah. Maka, aku mulai memakai nama tersebut. Tiba-tiba Tuhan menakdirkan kami menjadi sepasang suami isteri. Dan setelah kami resmi menikah, aku mulai tergelitik untuk mengetahui artinya. Ternyata, sebuah nama yang mengandung arti yang sangat sederhana. Trance merupakan singkatan dari Tara dan eRCe (Ronggo Cinde-panggilan suami sejak jaman sekolah). Sementara Taranokanai adalah gabungan kata dari bahasa Jepang. No=kepunyaan/milik, sedangkan kanai=isteri. Jadi, Taranokanai yaitu Tara isteriku. Simpel bukan? Walau terdengar sederhana, namun mengandung arti besar bagiku. Sebuah nama atas dasar pengakuan dan identitas. Sementara bagi suamiku, nama itu adalah bermula dari sebuah doa. Sebuah pengharapan bahwa suatu ketika aku bisa menjadi pasangan hidupnya. Dan see? Doa itupun terwujud.

Nah, itu kisahku. Apa kisahmu?   

Thursday 7 March 2013

1000 PAMPERS UNTUK 1000 BAYI



Pampers bekerjasama dengan Majalah Mother and Baby didukung oleh Hypermart dan Rumah Zakat mengadakan bakti sosial bernilai edukasi untuk para korban pasca banjir yang berlokasi di Jl. Semanan Raya Kampung Duri RW 01, Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat pada hari Rabu kemarin, 6 Maret 2013 pukul 10.00-14.00 Wib. Para undangan baik dari kalangan blogger, komunitas, media dan radio, seluruh undangan disediakan bus antar jemput ke lokasi penyerahan bantuan.  

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian agenda CSR (Corporate Social Responsbility) pertama majalah Mother & Baby dan P&G untuk berbagi dengan sesama. Dengan mengusung tema "Pentingnya Hidup Bersih dan Sehat", acara berlangsung dengan sukses dan berjalan lancar. Malah, lebih cepat selesai dari jadwal yang diagendakan sebelumnya. 

Pukul 07.00 Wib, para undangan diharuskan berkumpul di lobby utama Central Senayan untuk meeting point. Selanjutnya, diadakan registrasi ulang dan penjemputan dengan mobil perusahaan untuk diantar menuju tempat parkir dimana bus keberangkatan menuju titik venue berada. Di dalam bus, saya sempat berkenalan dengan produser Cosmopolitan FM, mas Ochan yang ternyata telah bekerjasama dengan majalah Mother & Baby untuk meliput acara secara on air (mengudara). 

Acara ini diawali dengan sambutan-sambutan dari pihak P&G, Rumah Zakat, Mother and Baby, dan Hypermart


Direksi P&G

Direksi Hypermart

Perwakilan Rumah Zakat, Bapak Nur Effendi

Dilanjut oleh games seru sebagai pencair suasana. Hal ini terbukti dengan animo masyarakat sekitar yang turut serta berperan aktif dalam permainan yang diadakan. 



Selepas permainan, dimulailah Healthy Talkshow "Pola Hidup Sehat dan Bersih" dengan narasumber Dr. dr. Rini Sekartini SpA (K) selaku Dokter spesialis tumbuh kembang anak.  

Narasumber Talkshow


Talkshow kesehatan berlangsung dengan interaktif. Banyak  dari masyarakat yang hadir berebut bertanya pada sang ahli. 



Namun, keterbatasan waktu membuat panitia dan MC hanya dapat memberikan kesempatan pada beberapa orang penanya saja. 

Pembagian doorprise bagi para penanya

Tak lupa sang MC mengajak diskusi ringan dengan kedua P&G Celebrity yaitu mbak Donna Agnesia dan mbak Susan Bachtiar.


P&G Celebrity, Dona Agnesia

P&G Celebrity, Susan Bachtiar

Kemudian, dilakukan penyerahan bantuan secara simbolis dari pihak  penyelenggara kepada Camat dan lurah wilayah Semanan. 


P&G Celebrity dan Ibu Camat

Mbak Sandra (Editor in Chief Mother & Baby) beserta Ibu Camat Semanan 
ditemani oleh perwakilan dari komunitas KEB, The Urban Mama, dan YMC.  

Event dilanjut dengan hiburan dari  salah satu tenaga pengajar Rockstar Gym yang memperagakan dance enerjik agar diikuti oleh anak-anak di lingkungan tersebut sekaligus untuk menghibur mereka dari kejenuhan dan kedukaan pasca banjir. Setidaknya, momen ini dapat menghilangkan sedikit kesedihan mereka dan merefreshkan kembali agar tetap semangat.  


Selesai rangkaian acara hiburan, masuklah pada agenda inti dari diadakannya acara ini yaitu pembagian sembako dan produk-produk sponsor untuk para korban banjir. Dengan diapit  oleh para panitia, para dewan direktur atau pejabat penting di masing-masing perusahaan sponsor terjun langsung membagikan pada khalayak. Sistem pembagian menggunakan kupon. 

Suasana pembagian sumbangan

Salah satu masyarakat penerima sumbangan

Selesai berbagi, selesai pula rangkaian acara. 
Sebelum pulang, kami menyempatkan berfoto-foto dahulu seperti yang nampak pada dokumentasi berikut,

Berfoto dengan salah satu P&G Celebrity, Susan Bachtiar

Berfoto dengan Produser Cosmopolitan FM, mas Ochan

Berfoto dengan anggota IIDN 

Goodybag, snack dan lunch

Diharapkan, event ini mampu menjadi oase bagi para korban banjir di wilayah tersebut. Dan semoga agenda CSR ini tak hanya sampai disini, namun juga terus berkelanjutan untuk berbagi dengan masyarakat lainnya. Berbagi untuk sesama, menebar kasih sayang dan sebentuk perhatian. 

Monday 4 March 2013

MEMBUAT KARAKTER UNTUK PERNAK-PERNIK (001)


Hai, Senin malam nih. Saatnya share untuk desain. Kali ini kita akan membahas cara membuat karakter untuk pernak-pernik atau hiasan (aksesoris) elemen pemanis desain. Masih dengan pembuatan yang simpel-simpel saja, kali ini kita akan membuat karakter wajah kodok hijau. Langsung kita mulai yuk...

Tahap awal, seperti biasa... aktifkan dahulu program Indesign.

Setelah itu, buat area desain. Karena kali ini akan membuat elemen pemanis, jadi besarnya area sebenarnya tidaklah menjadi penting. Maka, saya pakai ukuran A4 saja yaa.. 
Caranya seperti yang sudah-sudah, 
pilih File>New>Document>dan pilih ukuran area desain. 


Kemudian, buat sebuah lingkaran dengan menggunakan Ellipse Tool yang terletak pada sisi kiri area desain.  


Tarik garis-garis lingkaran itu hingga membentuk seperti ini, 


Kemudian, salin ulang untuk sisi sebelahnya seperti ini dengan cara menekan ALT SHIFT, dan geser ke posisi sebelah. 


Beri warna pada lingkaran-lingkaran tersebut dengan menggunakan kolom SWATCHES yang terdapat disisi kanan area, hingga menjadi seperti contoh berikut, 


Kemudian, buat sebuah garis menggunakan PEN TOOLS, mulanya buat titik di sisi kiri setelah itu titik disisi kanan sambil diatur hingga membentuk lengkungan. Maka akan menghasilkan seperti ini, 


Untuk mengubah posisi alis, tinggal dirotasikan saja dengan cara aktifkan terlebih dahulu si alis yang dimaksud, setelah itu setelah muncul panah melengkung di sudut garis, baru diputar/tinggal diputar saja. 


Hasil dari karakter simple yang telah dibuat tadi, bisa diaplikasikan seperti ini, 




Nah, mudah bukan? Selamat mencoba ya... 

INI KOMUNITASKU, APA KOMUNITASMU?


Awal bergabung dengan IIDN sekitar setahun yang lalu. Bermula dari seorang teman bernama Irma Essanovia yang menjadi penulis tetap di Pena Kreativa Sekolah Menulis Kreatif Indonesia yang memperkenalkan aku dengan IIDN. Iseng-iseng aku pun bergabung. Namun saat itu, bisa dibilang aku bukan seorang yang aktif menengok grup. Karena... apa itu IIDN, seperti apa manajemennya, ada kegiatan apa saja di grup, tidak aku ketahui banyak. Dalam pola fikirku sebelumnya, sepertinya grup ini hanya sebuah grup tempat berkumpul ibu-ibu yang isinya ngga jauh dari gosip, gosip dan gosip. Dan sepertinya hampir sama saja dengan grup lain yang hanya menarik anggota sebanyak-banyaknya tapi tidak memperhatikan kesejahteraan anggota dan kualitas grup.


Dari grup IIDN ini pula, aku mengenal IIDB. Aku pun turut serta menjadi anggota IIDB. Hingga suatu ketika, saat aku iseng-iseng membuka grup, kebetulan saat itu sedang digelar kuis bisnis oleh Ari Kurnia. Kesempatan itu tidak aku sia-siakan. Aku  ikut serta dalam kuis tersebut. Walau tak menang, namun ternyata artikel yang dikirimkan dijadikan buku antologi berlabel Storycake of Mompreneur oleh Beliau. Wow, sungguh kabar mengejutkan sekaligus membahagiakan. Ini kali pertama naskahku masuk dalam buku antologi. Memang dasar sudah punya impian dari dulu ingin jadi penulis, ternyata dari grup ini impianku terwujud. Dari situlah awal mula aku aktif dan semangat menengok grup serta mengikuti audisi-audisi antologi yang dishare. Alhamdulillah, naskahku lolos lagi untuk antologi Storycake for Amazing Rezeki. Walau begitu, bukan berarti setiap audisi antologi yang kuikuti berhasil sukses lolos seleksi. Ada juga naskahku yang ditolak sang PJ. Namun, itu tidak lantas menyurutkan semangatku untuk terus menulis.


Beberapa kali diadakan pelatihan menulis online, aku selalu absen. Lantaran biaya pendaftaran terbilang mahal. Aku kesulitan mendapat suntikan dana karena suamiku sulit sekali dirayu dengan rayuan pulau kelapa. Alhasil, aku hanya bisa manyun. Sebab, suami terbilang orang yang melihat segala sesuatu berdasarkan manfaat. Ia menganggap hal itu tak membawa keuntungan apa-apa buatku. Hanya sekedar buang-buang waktu, uang dan tenaga. Namun walau begitu aku kekeuh pada pendirian. Aku yakin bahwa suatu saat aku bisa menghasilkan buku solo sendiri. Aku ingin diakui bahwa pilihanku adalah yang terbaik dan bukan sekedar main-main. Setiap pelatihan penulisan online dimulai, setiap itu pula aku pasang rayuan maut untuk suami semanis mungkin. Namun lagi-lagi hasilnya nihil. Dan aku hanya bisa mencibir. 


Di wadah ini aku peroleh banyak info dan input penulisan dari berbagai sumber sekaligus pakarnya langsung.  Alhamdulillah, sudah beberapa artikel/naskahku yang dimuat di tabloid dan majalah. Target prioritasku kali ini adalah harus bisa tembus ke surat kabar. Selain itu, ingin juga bisa menerbitkan buku solo. Ya, walaupun untuk buku solo, nyaliku belumlah seberapa. Masih rada jiper dibuatnya. Masih banyak yang belum aku ketahui dalam setiap prosesnya. Aku beruntung bisa bertemu dengan teh Indari Mastuti, teh Lygia Pecanduhujan dan teh Roza Rianita yang memiliki semangat super sebagai seorang wanita sekaligus ibu. Hingga aku bisa menculik banyak ilmu dari mereka. 


Tak hanya grup ini yang aku ikuti. Ada banyak lagi grup dimana aku tercatat sebagai anggota. Namun, yang aku ikuti secara aktif hanya beberapa grup saja. KEB pun termasuk salah satu yang aku ikuti.  Perkenalan KEB dari seorang teman bernama Palupi Jatuasri, yang merupakan salahsatu anggota di KEB. Sosoknya aku kenal sebagai teman suami. Kebetulan mereka pernah satu sekolah di bangku SMA. Sudah beberapa kali ia mengenalkan KEB, namun aku masih enggan menengok grup ini. Wah, dari namanya saja sudah nyentrik. Kumpulan Emak-emak Blogger. Dalam batinku, apa tak bisa diubah jadi bunda, wanita, mama, mommy, mom, ibu, atau apalah. Mengapa harus emak? Tapi ketika aku akhirnya mengibarkan bendera putih pada egoku, ternyata komunitas ini tak hanya sekedar komunitas. Tak hanya sekedar ajang narsis tanpa edukasi. Sungguh sebuah grup yang membanggakan anggotanya. Kiprahnya di dunia maya tak semuda usia dibentuknya. Gaungnya sudah terdengar tak hanya di dunia maya, namun juga di dunia literasi.


Bagiku, mengikuti banyak grup layaknya tambal sulam. Ketika satu grup tak ada event, maka kita bisa mengikuti dari grup sebelah. Bisa dibilang keberadaannya saling mengisi satu sama lain. Dari informasi grup KEB, aku berhasil meraih juara ke-2 blog contest yang diadakan Mead Johnson dan memperoleh Blackberry gratis sebagai hadiahnya. Saat itu, KEB menginfokan event Gathering with Mead Johnson. Dan aku lantas tak menyia-nyiakannya. Awal bergabung, aku belum memiliki blog, tak ayal Makpon Mira Sahid menjewerku dan menyemangati untuk membuatnya. Sebuah jeweran berguna layaknya kasih sayang emak pada anaknya. Dibantu dengan suhu Arin Murtyarini yang dengan sabar mengajari. Alhasil aku sukses membuat blog. Dari situ, aku seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan, blog selalu aku lihat perkembangannya setiap waktu. Memposting sesuatu seperti hobi baru bagiku. Galau rasanya ketika hampir 1 minggu aku tidak memiliki waktu untuk membuat postingan baru.


Setiap kali event yang diadakan dari masing-masing grup dan membawa berbagai goodybag serta hadiah-hadiah lainnya hasil dari doorprize, tak lupa pula perkembangan ilmu yang selalu baru untuk dijadikan salah satu bahan perbincangan dengan suami, membuatnya mulai merestui langkahku. Ia melihat aku begitu senang dan enjoy menikmati itu semua ditengah kesibukan sebagai freelancer desain grafis serta ibu rumah tangga.

Ditambah, ia ikut senang begitu naskahku dimuat, kisah-kisah puteri kecil kami ikut nampang di tabloid, serta bingkisan dan pundi yang mampir ke rekening dan alamat rumah kami kerap kali hadir setiap bulannya. Bahkan dalam sebulan, bisa datang beberapa paket untukku. Ia pun mulai mengakui pilihanku. Belum lagi, ketika mertuaku menyatakan kebanggaannya padaku dan si kecil. Dengan munculnya ia di tabloid, menjadi penawar obat bagi kerinduan mereka pada cucunya.


Selain itu, aku juga dipercaya untuk berbagi ilmu desain grafis dengan para ibu-ibu lainnya di grup IIDN. Sebuah kepercayaan yang sulit aku yakini hingga sekarang namun terus aku jalani dengan senang hati. Kok bisa ya aku diizinkan mengisi kelas desain di grup sehebat ini? Padahal kualitas dan ilmuku masih teramat dangkal. Aku pun kerap dihinggapi kegalauan ketika dari peserta kesulitan mengikuti kelasku. Aku mulai share dan meminta masukan pada teh Indari untuk memperbaiki cara mengajarku agar mudah diikuti peserta.


Kini, tak ada lagi penghalang bagiku untuk melangkah. Suami mendukung 100% untuk pilihanku. Bahkan, ia tak segan-segan rela cuti untuk menemaniku menghadiri event-event tertentu. Pelatihan apapun yang sekiranya memberikan manfaat untuk ilmu dan wawasan, ia dukung sepenuhnya. Dan aku ingin membuktikan bahwa pundi yang dikeluarkan takkan menjadi sia-sia. Ah, senangnya. Mungkin ini bagian dari menuju pintu kesuksesan. Tak ada yang mudah dalam meraihnya. Tak ada yang mudah semudah membalikkan telapak tangan. Semua membutuhkan proses, dan kita harus siap dengan proses itu serta terus bersemangat dan pantang menyerah. Masa depan... Aku dataaang...!!    

BESTIE

Dari sekian banyak teman yang saya miliki, mungkin hanya satu sosok manusia ini nih yang paling nge-klik. Sebab, cuma dia yang berani bicara...