Tuesday 23 June 2015

KREATIFKAN DIRI DI SETIAP KONDISI

Dokumen Pribadi
Handphone mati total akibat dimandiin sama si kecil, memang sempat bikin panik. Gimana nggak, itu satu-satunya akses untuk komunikasi dan menghasilkan income tambahan. Tapi ternyata, dibalik itu ada sisi positifnya juga. Saya jadi kembali menengok blog yang terbengkalai lama dan tak terurus. Mengapa? Karena kini hanya modem dengan sinyal deg-degan itulah satu-satunya media yang bisa dipakai untuk tetap surfing di dunia maya. Saya juga jadi menyempatkan waktu untuk menengok grup dan mencari-cari informasi penting di sela tidur si kecil. Puluhan inbox yang terabaikan mulai menjadi perhatian saya.

Bicara tentang inbox, ada belasan inbox yang menanyakan seputar nasi bakar yang saya upload beberapa hari lalu. Dan akan saya jawab pada status ini.

Teman, nasi bakar teri buatan saya itu bukanlah nasi bakar pada umumnya nasi bakar yang dijual dimana-mana. Nasi bakar yang saya posting cukup murmer dan mudah pembuatannya.

Caranya, saya menanak nasi seperti biasa memasaknya, hanya saja ditambahi dengan bumbu seperti teri nasi, bawang bombay, garam, sedikit gula dan minyak. Saya masak seperti memasak nasi biasa. Begitu sudah menjadi nasi, dibungkus dengan daun pisang dan dibakar. Maka jadilah nasi bakar. Berbeda dengan nasi bakar umumnya yang diberi isi seperti lontong, nasi bakar yang saya buat sudah tercampur dengan semua bahan. Dengan ditemani irisan timun dan sambal, serta tempe dan tahu bacem sudah nikmat untuk disantap. Nggak perlu lauk mahal ataupun mewah. Tetap dijamin kenyang dan nikmat kok rasanya.

Cara ini kerap saya gunakan bila dirasa kondisi keuangan sedang mepet. Karena dapat menghemat pengeluaran di tengah kondisi kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Kalau orangtua dulu sering berkata, makan nasi tambah garam saja sudah enak... maka, zaman sekarang sedikit dimodifikasi dengan ditambahi bumbu terasa lebih enak. Toh cara memasaknya pun sama saja seperti memasak nasi. Dan bila ingin lebih maknyus, tinggal dimasukkan ke daun pisang dan dibakar, cita rasanya jadi semakin mantap. Karena daun pisang itu sendiri memang memiliki aroma yang sangat khas.

Dan cara membuatnya benar-benar mudah. Sama seperti memasak nasi. Nggak perlu bakat lain harus kreatif dan lain sebagainya. Karena memasak nasi sepertinya semua orang bisa kan? Yang nggak mau repot seperti saya, tinggal masukkan beras ke dalam rice cooker dan beri air serta bahan-bahannya. Colok, tinggal tunggu sampai matang menjadi nasi. Selesai. Sesimpel itu kok, dear. Karena memasak nasi nggak perlu keahlian khusus. Sama seperti memasak air, tinggal gunakan insting atau feeling sudah cukup.

Sementara untuk bahan-bahannya, tidak ada aturan baku. Semua bahan bisa dimasukkan sesuai selera dan kebutuhan. Jangan lupa dengan sedikit minyaknya. Jangan pernah takut salah dalam memasak. Karena saya selalu berkata pada diri saya sendiri, memasak itu mudah. Dan dengan cara apapun atau memakai bahan apapun asal hasil akhirnya bisa disantap, dan tidak dilarang agama maka sah-sah saja.

Tau gak? Dulu... sewaktu kami masih awal menikah dan belum memiliki kompor gas seperti sekarang, saya biasa memasak menggunakan rice cooker. Mulai dari menanak nasi, memasak sayur, menggoreng ikan, dan lain sebagainya. Bukan karena rice cooker saya keluaran produk impor dan mahal, tetapi memang kondisi yang membuat saya harus menggunakannya seperti itu. Terlebih dulu kami hanya mengontrak kamar kost-kostan berukuran 1 kamar saja. Tanpa dapur. Maka, rice cooker murah pun beralih menjadi multifungsi.

Bahkan, dikala kondisi tertentu saya memasak sayur lodeh berisi timun dan wortel. Karena memang terbiasa menyimpan bawang bombay, maka lodeh buatan saya berbahan timun, wortel, dan irisan bawang bombay. Sementara untuk santannya, dikarenakan tidak ada santan, maka saya gunakan susu cair/susu bubuk yang ada dipersediaan makanan tanpa harus mengeluarkan kocek untuk membeli kelapa parut atau santan instan. Lebih irit, tetapi menghasilkan menu yang lebih mantap rasanya.

Semua itu bukan karena saya pandai memasak, bukan! Tetapi lebih kepada kondisi yang mengharuskan saya untuk selalu harus bisa berkreasi dan berinovasi dalam menghemat pengeluaran dengan memanfaatkan bahan yang tersedia. Tak apalah, selama tidak menimbulkan keracunan makanan, why not? So, masak yuk!

MAKAN BAYAM, YUK!

Menu siang tadi request si bapak yang lagi libur, bening bayam jagung manis yang seger plus sayap crispy. Ehhh, Alhamdulillah dapat kiriman dari tetangga yang baik hati, semur daging sapi yang lezat banget. Tambah lengkap deh menu siangnya.
 
Ngomong-ngomong soal bayam, manfaatnya tuh banyak banget lho. Seperti yang tertulis dalam situs http://manfaat.co.id/manfaat-bayam, tanaman hijau ini mengandung vitamin A yang sangat baik untuk kesehatan mata serta vitamin K untuk penyerapan kalsium bagi tulang. Selain itu, bayam juga dapat berguna dalam menjaga kesehatan jantung, mencegah penuaan dini, melancarkan pencernaan, memproduksi sel darah merah, serta mampu mengurangi resiko kanker kulit.
 
Hayooo, siapa yang masih gak suka sayur? Dijamin rugi banget lho. Walau sempat beberapa waktu lalu harga seikat bayam mencapai 5000 rupiah, Tapi sekarang udah normal kok. Harga seikat bayam sudah 2000 rupiah. Dan itu cukup untuk makan sekeluarga.
Tapi tetap diperhatikan ya, jangan biasakan menghangatkan kembali sayur bayam yang belum habis dimakan dan jangan dikonsumsi lagi jika sudah melebihi dari 5-7 jam. Kenapa? Karena bayam mengandung Fe2 yang bila terlalu lama berkontak dengan oksigen akan berubah menjadi Fe3 yang bersifat toxid. Selain itu, bayam bersifat nitrat yang bila teroksidasi dengan udara terlalu lama akan mengubahnya menjadi nitrit yang bersifat racun bagi tubuh manusia. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Selamat bergoogling ria, ya. Dan selamat libur panjang. Happy nice day.

ANTARA RAMADHAN DAN HARGA PASAR

Dokumen Pribadi
Pernah baca postingan seorang teman bahwa tanda jelang Ramadhan dengan tampilnya iklan sirup Marjan berseliweran di layar TV. Hehehe, betul betul betul. Saya setuju! Dan, jelang Ramadhan juga ditandai dengan iklan-iklan sarung untuk para pria. Selain itu, masih ada lagi tanda lainnya.

Di sini, di Depok tempat saya tinggal,  mulai terasa suasana Ramadhan yang ditandai dengan kenaikan harga beberapa kali hingga Idul Fitri nanti. 1 bulan sebelum Ramadhan, 1 minggu menjelang Ramadhan, dan 2 minggu sebelum Idul Fitri.

Bermula dari kenaikan harga telur yang semula 18ribu/kg sudah naik menjadi 21ribu/kg. Konon menurut tetangga, tahun lalu dimana harga telur 17ribu/kg hingga jelang Idul Fitri bertengger di harga 24ribu/kg dengan 3x kenaikan. Ternyata, saat dipostingnya artikel ini, harga telur sudah bercokol di 25ribu/kg. Pusing? Pastinya. Karena Ramadhan baru berjalan beberapa hari. Sama halnya dengan harga 1 ekor ayam. Yang semula dibandrol 28ribu Naik menjadi 33 ribu/ekor dan saat ini sudah naik tajam menjadi 43ribu/ekor. Fiuhh...
Kenaikan harga menjelang Ramadhan dan Idul Fitri seolah sudah menjadi tradisi. Hal itu tak hanya berlaku pada harga sembako dan bahan kebutuhan pangan namun juga meliputi sandang dan lainnya. Tapi, setidaknya kenaikan ini tidak sekejam kenaikan harga apartemen dimana kenaikannya bisa cepat berubah hanya dalam hitungan hari. Piss, hehehe... Its just intermezzo.

Keterangan : Status ini hanya status biasa tanpa berniat nyinyir terhadap siapa pun.
Status ini hanya status emak galau lihat harga merangkak naik.

Monday 15 June 2015

PENTINGNYA ANAK MENGETAHUI PEKERJAAN ORANGTUA

 
Dokumentasi milik pribadi
Hai, bunda. Menurut bunda perlukah seorang anak mengetahui aktifitas dan pekerjaan orangtuanya? Secara pribadi, menurut kacamata saya, orangtua patut memberitahukan segala aktifitas dan pekerjaannya kepada anak-anaknya. Hal ini bertujuan agar anak tahu betul bagaimana perjuangan orangtua dalam memenuhi dan mencukupi kebutuhan anak-anak dan keluarganya.
 
Saya ingin bercerita sebentar. Ada sebuah kisah pasangan suami istri yang memiliki 5 orang anak. Sang ibu bekerja sebagai buruh cuci sementara ayahnya bekerja sebagai kurir. Untuk memilih pekerjaan yang lebih baik mereka tak mampu. Mengapa? Karena kebanyakan perusahaan saat ini dibatasi dengan kriteria pendidikan minimal SMA. Sementara, suami istri tersebut hanya berlulusan SD. Dan mirisnya itu pun tak sempat hingga tamat. Beruntung, masih diberi kemudahan pada ayahnya bisa diterima sebagai kurir di sebuah perusahaan.
 
Singkat cerita, saat hendak memasuki kurikulum tahun ajaran baru, sang ayah dipecat dari perusahaan. Motor yang belumlah lunas akhirnya disita karena menunggak hingga lebih dari 3 bulan. Ke lima anaknya sudah bersekolah. Sulung sudah duduk dibangku SMA sementara yang paling bungsu duduk dibangku SD. Akhirnya roda perekonomian hanya bertumpu pada sang ibu. Di zaman yang serba mahal dan hidup di tengah ibukota Jakarta, rasanya untuk menghidupi lima orang anak dan juga biaya pendidikan dengan mengandalkan gaji 900ribu sebulan tentu rasanya tak cukup. Beruntung sang ibu juga mengasuh seorang anak balita dengan gaji 500ribu sebulan. Tetapi, patut dibayangkan, dengan biaya kontrakan 800ribu perbulan berarti sisa keuangan hanya 600ribu untuk mencukupi semua kebutuhan 7orang di dalam keluarga itu. Baik kebutuhan sandang, pangan, pendidikan dan lainnya. Sementara ayahnya yang sudah dipecat akhirnya memutuskan untuk berjualan makanan ringan jajanan anak seperti sosis bakar. Dengan penghasilan yang tidak menentu namun setidaknya masih bisa menyambung hidup untuk keluarga.

Dengan kondisi hidup yang seperti itu, sayangnya ke lima anaknya tak ada yang bisa diharapkan membantu kedua orangtuanya. Paling tidak, anak sulungnya sebenarnya masih bisa dilimpahkan tanggungjawab menjaga adik-adiknya, membantu menemani belajar, serta membersihkan rumah. Sayang, hal itu tak ada dalam kamus anak-anaknya. Pekerjaan rumah masih dilakukan oleh ibunya yang sudah lelah mencuci di kediaman orang dan mengasuh anak tetangga. Saat tiba di rumah masih disibukkan dengan bebenah rumah. Tak hanya sampai disitu. Setiap pulang sekolah, si sulung yang menginjak SMA dan sudah remaja serta anak ke dua yang duduk dibangku SMP selepas sekolah selalu hang out dengan teman-temannya hingga menjelang maghrib.

Untuk uang saku si sulung setiap harinya 25ribu. Sedangkan untuk uang saku anak kedua setidaknya 15ribu. Sementara anak ketiga hingga terakhir yang masih dibangku SD masing-masing diberi saku 5000 rupiah. Uang saku itu akan berbeda nominalnya jika ada kegiatan tambahan lain. Misalnya bila ada ekstrakurikuler atau les tambahan, maka masing-masing anak bertambah lagi beberapa ribu rupiah uang sakunya. Secara hitung kasar, tentu untuk uang saku ke lima anaknya saja sudah lebih dari 600ribu sebulan. Padahal sisa keuangan mereka 600ribu setiap bulannya dan harus mencukupi semua kebutuhan yang tak hanya sebatas uang saku sekolah.

Mari kita berandai-andai sejenak. Andai saja anak-anaknya hanya membawa uang saku seperlunya dan membawa bekal sendiri dari rumah, tentu jauh lebih hemat. Kedua, andai saja anak-anaknya diberi pemahaman akan kondisi orangtua yang sebenarnya, setidaknya mereka akan lebih berempati pada kedua orangtuanya. Ketiga, andai saja anak-anaknya tahu betul kondisi orangtuanya, bisa jadi anak-anaknya malah memilih menabung uang saku mereka dan bukan untuk dihambur-hamburkan tidak jelas. Andai saja, mereka tahu, bisa jadi pula mereka akan saling melindungi dan menjaga adik-adiknya dan disiplin akan waktu serta membantu pekerjaan rumah sang ibu yang sudah letih mencari uang di luar. Dan bisa jadi, baik di sulung ataupun anak lainnya akan saling bahu membahu membantu ayahnya berjualan. Dan masih banyak lagi pengandaian-pengandaian lainnya bila seandainya kedua orangtuanya saling terbuka akan ekonomi keluarga mereka pada anak-anaknya.

Rasanya, hal akan sebuah keterbukaan itu penting. Untuk saling mengetahui keadaan satu sama lain. Alasan yang saya tahu dari perbincangan dengan sang ibu adalah bahwa orangtuanya hanya ingin anak-anak mereka fokus pada pendidikan tanpa harus dibebankan dengan kondisi ekonomi mereka yang lemah. Sebuah alasan yang mulia. Namun ternyata berdampak tidak sehat pada perkembangan anak-anak mereka. Apa yang mereka inginkan keuda orangtua langsung menyanggupi walau entah dari mana asal muasal uangnya. Apakah dari meminjam tetangga, berhutang pada rentenir, penggadaikan barang, atau hal lainnya. Dan parahnya, dari perbincangan itu, si ibu menuturkan hal yang sangat membuat saya pilu. Ia menjalin hubungan dengan seorang pria beristri sebagai wanita simpanan dan menjalin hubungan gelap dengan seorang pria lainnya yang bekerja sebagai profesional dengan bayaran. Menurutnya, langkah ini adalah jalan terbaik karena ia bisa mendapatkan uang dengan cepat dan banyak tanpa harus lelah kerja dan tanpa ijasah. Sekali bertemu dan berkencan dengan kedua pria ini, ia memperoleh 300ribu rupiah. Fiuhh, saya miris dan getir.

Sebenarnya banyak hal penyebab kasus ini bisa terjadi. Namun, saya sendiri tidak tahu pasti solusi terbaiknya karena saya bukan pakar ahli di bidang ini. Saya hanya melihat dari kacamata saya pribadi.

Ada lagi kisah lainnya. Seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 orang anak yang ditinggal pergi suaminya karena selingkuh dengan wanita lain. Sementara ibu ini tidak bekerja dan terbiasa menerima jahitan dari para tetangga karena keahliannya menjahit pakaian. Dengan posisi hamil 7bulan dan 3 anak lainnya yang saat itu sangat membutuhkan banyak biaya dimana anak pertama duduk di bangku SMA kelas 1, anak kedua SMP kelas 2, dan anak ketiga SD kelas 1, serta calon bayi yang sebentar lagi akan lahir tak terbayang berapa biaya yang dibutuhkan olehnya. Beruntungnya, ia selalu terbiasa berdiskusi dengan anak-anaknya akan kondisi yang mereka alami. Dan tanpa sosok ayah, mereka pun saling bahu membahu memenuhi kebutuhan hidup. Sang anak yang bersekolah SMA bekerja sebagai karyawan bantuan di sebuah bengkel, dan si anak SMP mencari tambahan penghasilan dengan membantu menjual pakaian milik tetangga yang punya butik. Sementara adiknya yang SD tetap dibiarkan main seperti anak lainnya seusianya.

Secara kacamata saya, anak diusia kelas 1 SMA dan anak SMP kelas 2, rasanya memang sudah sangat faham untuk bisa diajak berdiskusi. Karena diusia tersebut sudah besar dan bisa memahami jalan pikiran orangtuanya. Akhir cerita, mereka masih bisa menjalani kehidupan dengan layak. Anak-anak masih bisa mengenyam pendidikan dengan baik dan semakin bertanggungjawab dengan pendidikannya karena memahami benar bahwa untuk membiayai sekolah, mereka harus berkeringat dahulu. Saat ini anak-anak ibu tersebut sudah bisa dikatakan sukses karena si sulung sudah bekerja pada perusahaan cukup besar dengan gaji menggiurkan sebagai mekanik. Sementara si anak kedua, sudah memiliki usaha sendiri dengan berjualan pakaian secara online di usianya yang masih 19 tahun. Sedangkan adik-adiknya masih bersekolah dan tidak dibebankan bekerja karena taraf hidup mereka sudah bisa dikatakan nyaman. Selain itu, usia adik-adiknya masih dianggap kecil bila harus bekerja seperti mereka. Si ibu hanya membiasakan kedua anak yang masih bersekolah ini untuk hidup sederhana, dan rajin menabung.

Banyak hal yang bisa di ambil hikmahnya dari kedua kasus di atas. mungkin, setiap anak tak sama penerimaannya atau pola fikirnya dengan anak lainnya karena pola asuh itu sendiri memang beragam. Banyak teori parenting tentang pola asuh anak, namun tak selamanya hal itu menjadi patokan dan baik untuk anak. Orangtua lah yang paling memahami benar seperti apa yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, saya akan selalu menyarankan untuk tetap terbuka dan membiasakan berdiskusi dengan anak semenjak dini tentang apa yang kita lakukan agar anak faham seperti apa baiknya dan ia pun bisa menyerap ilmu yang penting dari aktifitas yang kita kerjakan.

   

Sunday 14 June 2015

MELEPAS ASI PADA ANAK

Dokumentasi Milik Pribadi
Lepas ASI setiap anak pastinya berbeda-beda. Ada yang mudah, ada yang sulit. Ada yang ribet, ada yang praktis. Anakku Aira termasuk anak yang sulit sekali untuk disapih. Bila dihitung-hitung, rasanya sudah lebih dari 5kali saya berusaha menyapihnya untuk berhenti dari ASI. Alasan usia yang sudah lebih dari tiga tahun benar-benar membuat saya harus 'memaksa' Aira berhenti dari ASI.

Awalnya, saat usianya kurang dari 2 tahun, saya coba menyapih dengan cara diberi brotowali. Hasilnya Aira muntah-muntah dan menjadi susah makan. Parahnya lagi, ia jadi susah minum susu formula dan tidak mau makan bahkan hingga berat badannya menyusut. Akhirnya saya mencari cara lain. Saya beri puting dengan betadine dan obat merah. Dia memang menjadi geli dan tidak mau ASI, namun cara ini malah membuat dia sakit selama berhari-hari. Demam tinggi dan kerap mengigau. Awalnya saya kira karena demam biasa, namun ternyata begitu disusukan kembali, ia langsung sembuh dari demamnya. Cara ini sudah 3x saya lakukan, namun tetap tidak membuahkan hasil malah membuatnya semakin kurus karena kerap sakit dan sulit makan. Tak jarang pula saya membawanya pada dukun bayi/dukun sapih di tempat saya tinggal. Segala macam cara tetap tak membuahkan hasil. Saya nyaris putus asa.

Hingga suatu sore, ada salah satu tetangga ibu saya yang terdengar mencemooh karena usia anak saya yang sudah besar dan tak pantas lagi menyusu ASI. Jujur saja, kalimat itu memang terdengar menyakitkan. Namun saya sendiri bingung bagaimana mengatasinya. Hingga akhirnya, setiap malam saya selalu membisikkan kalimat demi kalimat di telinga anak saya yang sedang tertidur. Saya selalu berkata, "Nak, Aira kan udah besar. Sudah sekolah, udah gede. Udah harus berhenti ASI. Teman-teman Aira udah gak ada lho yang masih nenen. Semua sudah minum susu pakai gelas. Minum susu pakai gelas lebih enak lho rasanya." Selalu saya ucapkan setiap kali ia mulai tertidur.

Karena seingat saya, saya pernah mendengar bahwa untuk mempengaruhi alam bawah sadar seseorang ialah disaat ia sudah tertidur pada posisi tidur REM (Rapid Eye Movement) karena dianggap batas inilah seseorang mudah untuk dipengaruhi bawah sadarnya. Saya sendiri kurang memahami tidur REM ini pada menit-menit keberapa setelah seseorang tidur lelap. Namun, saya terus berusaha mengucapkannya di telinga si kecil setiap saya merasa sudah waktunya untuk membisikkan kalimat ampuh tersebut.

Dan entah setelah keberapa kalinya, tiba-tiba anak saya mulai enggan untuk menyusu ASI. Awalnya ia nampak gelisah setiap kali hendak tidur. Bahkan, tak jarang ia tidur terlelap setelah mengoceh banyak kosakata atau membaca buku dan bercerita itupun di atas jam 12 malam. Walau menjadi kebiasaan baru yang harus saya cari cara lagi agar tidak berkelanjutan tidur setelah tengah malam, namun setidaknya ia sudah bisa lepas dari ASI dengan sendirinya. Dan bila ditanya mengapa tidak mau nenen lagi, ia menjawab," Malu, ma. Kan Aya udah gede. Udah sekolah. Udah gak boleh nenen lagi. Nenen itu rasanya pait. Aya maunya minum susu pake gelas aja." Saking penasarannya, saya dan suami sering menanyakan hal itu padanya, dan ia pun akan menjawab hal yang sama seperti apa yang dia ucapkan.

Dokumentasi Milik Pribadi
Saya kira setelah sebulan berlalu, ia akan ingat kembali dengan ASI. Namun ternyata memang ia sudah faham bahwa diusianya yang sudah 3tahun lebih itu sudah tidak pantas lagi menyusu ASI. Kini ia selalu minta minum susu plain UHT setiap hendak tidur. Walau terbilang boros karena sekotak 1liter susu UHT hanya untuk 1 hari saja, namun setidaknya ia sudah mulai lupa dengan ASI-nya. Saya sendiri sempat heran, dahulu saat masih ASI, ia juga sudah dibantu susu formula. Tapi setelah ASI lepas, ia malah jadi enggan minum susu formula. Ia lebih memilih susu UHT ataupun susu kacang murni.

Setelah ia benar-benar berhasil lepas dari ASI, ada tugas baru yang menanti yaitu merubah kebiasaannya yang baru bisa tidur di atas jam 12 malam. Dan baru bisa tidur siang setelah jam 4 sore. Sebab, ia baru bisa tidur bila dalam kondisi yang memang sudah lelah dan mengantuk. Namun, ternyata hal itu tidak berlangsung lama. Karena setelah usia 4tahun, ia sudah bisa diajak kerjasama. Bila waktunya tidur malam atau tidur siang, saya hanya perlu sedikit bersikap tegas bahwa sudah waktunya tidur. Masuk kamar, TV dimatikan, jauhkan dari gadget. Maka, ia pun akan terlelap tidur.

Terkadang, sebagai orangtua, diri kita sendiri menyuruh tidur, namun tetap asyik dengan gadget. Hal itu bisa ditiru olehnya. Maka cara yang terbaik adalah, ajak dan antarkan anak ke tempat tidur. Biasanya, anak ada yang meminta 'dikeloni' seperti ditemani saat tidur atau minta diusapi/dibelai punggungnya ataupun dibacakan buku cerita. Maka lakukanlah. Hadirkan diri kita setidaknya hingga ia tertidur lelap.

Sebagai orangtua, kita hanya bisa menikmati setiap tingkah pola anak sambil terus belajar memahami dan berusaha mengarahkan memberikan yang terbaik untuknya.
 

BELAJAR BERSAMA

Foto Milik Pribadi
Beberapa waktu lalu Aira lagi hobi-hobinya main game Counter Strike dan Clash of Clans setelah diajari Bapaknya. Sempat bikin kewalahan karena mendadak jadi sulit diajak makan atau pun mandi karena asyik bermain. Setiap diminta mandi atau makan dulu, jawabnya selalu, "Nanti, mah. Lagi main."
 
Awalnya memang saya membiarkan karena saya mengira bahwa itu adalah salah satu cara eksplorasi dirinya. Namun, lama kelamaan saya mulai merasa harus dipertegas agar tidak menjadi habit hingga ia dewasa.
 
Alhasil saya mulai mencari cara memberlakukan aturan jam bermain dengan tegas.
Dan beberapa hari ini kembali lagi dengan pelajaran barunya yang diasyikkan di depan laptop. Tapi, dengan tema berbeda. Eksplorasi software desain.
 
Ya, Aira lagi senang mengeksplorasi Photoshop. Walau si emak agak sulit mengajarkannya karena usianya yang baru menginjak 4tahun, yang tentu saja berbeda cara mengajarnya dengan orang dewasa. Tapi melihat semangatnya, malah membuat si emak jadi 'tersentil'.
Bagaimana tidak, anak kecil memang dikaruniai semangat belajar yang luar biasa. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang teramat besar. Aira mungkin belajar pelajaran baru dari mama Bapaknya. Tapi, saya pun belajar darinya tentang arti sebuah semangat dan rasa ingin tahu untuk terus mengupgrade diri menjadi lebih baik.
 
Sebagai orangtua, sudah sewajibnya kita mendidik anak serta membimbingnya menjadi lebih baik dari kedua orangtuanya. Jujur saja, sebagai ibu, saya ingin segala keahlian saya ditularkan padanya agar ia memiliki banyak kemampuan yang diwarisi dari kedua orangtuanya. Tentu saja dengan harapan ilmu-ilmu tersebut nantinya dapat dimanfaatkan dan berguna bagi kehidupannya kelak.   
 
Saya hobi menulis, saya gemar berkreasi dengan barang/benda serta bahan-bahan makanan. Saya juga suka mendesain sesuai background pendidikan saya desain grafis. Dan saya ingin Aira memiliki semua ilmu itu. Sama halnya dengan suami. Ia gemar bermain game, ia suka membuat animasi, ia pernah bercita-cita bekerja sebagai pencipta game. Dan itu sebabnya ayahnya mengajarinya perlahan-lahan.
 
Orangtua biasanya kerap 'mencekoki' beragam ilmu yang dimiliki untuk bisa diserap sebaik mungkin oleh anaknya. Namun, sering saya berfikir, sudah cukupkah usianya? Sudah tepatkah umurnya menerima begitu banyak ilmu yang terbilang berat untuk usianya? Dimana usia 4tahun merupakan usia balita, usia yang sebaiknya memang diperlakukan seperti layaknya anak-anak normal lainnya. Usia yang gemar bermain dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain. Itu sebabnya, dewasa ini banyak sekolah atau arena permainan yang diselubungi dengan edukasi agar anak tetap dapat bermain sambil belajar tanpa mereka menyadari bahwa mereka sedang belajar.
 
Memang sebaiknya, baik orangtua maupun anak harus saling belajar. Saling memahami dan mempelajari apa yang menjadi kebutuhannya sesuai dengan usianya. Mari belajar bersama-sama, nak.

MIYA8I SUSHI BINUS JAKARTA BARAT

Sebulan lalu, saya dan keluarga mungil saya meluangkan waktu untuk berkuliner ria. Dan tempat hang out yang menjadi pilihan adalah Sushi Miya8i di dekat kampus Binus Jakarta Barat.
 
Sengaja kami memilih lokasi ini memang karena kebetulan saat itu, ada agenda untuk berkunjung ke tempat dulu kami tinggal di sekitar Palmerah Barat untuk mengurus pergantian alamat di KTP semenjak kepindahan kami ke Depok 2 bulan lalu.
 
Selain itu, karena suami dan Aira anak saya merupakan penggemar makanan Jepang, maka mantaplah pilihan wisata kuliner kali ini ke Miya8i Sushi.
 
Ini pertama kalinya kami melangkahkan kaki di tempat ini. Secara garis besar, tempatnya bersih dan nyaman. Selain itu, di sini memiliki banyak spot-spot colokan untuk para pengunjung bila membawa laptop atau hendak mencharge telepon selularnya. Kursi merah sebagai tempat duduk pengunjung ada yang panjang seperti sofa dan ada yang single. Pelayanannya pun buat saya cukup memuaskan. Walau saya sempat dilanda bingung, entah mengapa Miya8i di lokasi ini terbilang sepi pengunjung. Padahal, harganya bisa dikatakan standar.
 
Kali itu saya memesan ice cream goreng, seporsi sushi berbalut salmon, dua porsi bento lengkap, milkshake dan orange juice. Dan untuk 6 item tersebut cukup dibandrol Rp. 193.000.
 
Soal rasa, mungkin karena lidah saya terbiasa memakan Hoka-hoka Bento, maka perbandingan saya antara Miya8i dan Hokben, menu dan rasa dari Hokben jauh lebih enak dari Miya8i. Entah untuk oranglain.   
 
Selain itu, pemilihan beras yang digunakan berbeda jauh dengan Hokben. Bila yang terbiasa menyantap bento Hokben, maka akan tau bagaimana rasa nasi yang digunakan. Pada bento Hokben, nasi lengket dan menyatu sehingga memudahkan pengunjung melahap nasi dengan memakai sumpit yang tersedia. Sedang pada Miya8i, nasi tidak menyatu, terpisah-pisah seperti nasi pera namun rasanya tidak sekeras nasi pera. Sehingga menyulitkan orang untuk memakan nasi tersebut menggunakan sumpit. Mungkin jenis beras yang digunakan memang berbeda. Buat saya, porsi Miya8i cukup banyak bilang dibanding dengan porsi Hokben. Dan dengan memakan menu pesanan tersebut sangat mengenyangkan perut-perut kami.
 
Biasanya, tempat ini dijadikan lokasi hangout mahasiswa sambil mengerjakan paper atau surfing internet. Dan kamu bisa bebas berjam-jam nongkrong di tempat ini.

 
 

SEKILAS INFO TENTANG KBTK ISLAM AL_ABRIYA SUKATANI DEPOK

Dokumen Pribadi
Mencari sekolah untuk anak biasanya jadi hal memusingkan bagi orangtua. Inginnya menempatkan anak di sekolah dengan mutu atau kualitas baik. Namun tentunya sebanding dengan harga. Kebanyakan sekolah bermutu baik tentu terbilang mahal.
Berikut sekilas info tentang TK Islam Al-Abriya, Sukatani Depok.
Berlokasi di Jl. Sukatani RT 04 RW 04 No. 2 Kel. Bedahan Kec. Sawangan. Berhadapan dengan Perumahan Bunga Pratama Permai Sawangan dan terletak di samping masjid Qurrota A'yun.
 
 
Untuk tahun ajaran 2015/2016 sekolah ini mematok harga dengan rincian sebagai berikut :
Biaya pendaftaran 100ribu
Biaya gedung 825ribu
Biaya tahunan 700ribu
Biaya seragam 350ribu
Biaya bulanan/SPP 250ribu
Total Biaya 2.225.000



Dokumen milik pribadi
Sekolah ini terdiri dari kelas :
Kelompok Bermain untuk usia minimal 2tahun 8bulan
TK A untuk minimal usia 3tahun 8bulan, dan
TK B untuk usia minimal 4tahun 8bulan

 
Al Abriya memiliki gedung berlantai dua yang dikelilingi oleh pepohonan hijau dan jauh dari bisingnya kendaraan. Memiliki halaman bermain yang cukup luas dengan beragam alat permainan seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, jembatan titian, wall climbing, dll.
 
Gedung Sekolah AL-Abriya
Foto diambil dari sini
Setiap kelas memiliki toilet dalam ruangan serta perbandingan guru dan murid yang ideal. Sekolah ini juga memiliki aula untuk panggung pertunjukan dan kreatifitas anak. Selain itu, juga memiliki ruang kesehatan untuk pelayanan kesehatan dari dokter selama bersekolah di sini. Dan bagi yang berlokasi jauh, Al -Abriya juga memiliki fasilitas antar jemput untuk para siswanya.
 
Untuk kurikulum, jam belajar dimulai dari pukul 08.00-11.00. Kecuali Senin dan Kamis hingga pukul 11.30 karena diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler. 

Setiap paginya anak di mulai dengan membaca Iqro dan juga sholat Dhuha bersama.
Untuk semester pertama, anak akan difokuskan pada gerakan sholat dan niat. Sedangkan untuk semester kedua, barulah anak difokuskan pada bacaan sholat. Berdasarkan info, anak-anak sudah bisa menghafal 10-15 surat pendek serta doa-doa harian.
 
Salah satu seragam Al-Abriya
Walau sekolah ini TK Islam, namun untuk berbusana, murid memiliki 3 buah seragam yaitu seragam hijau oranye, seragam dokter, dan seragam olahraga yang kesemuanya berlengan pendek (tidak berkerudung). Sementara untuk hari Kamis, para siswa berpakaian bebas dan berbusana muslim untuk hari Jumat.
 
Nah, demikian sekilas info tentang Al-Abriya. Semoga bermanfaat. Cmiiw.

Thursday 4 June 2015

TUMIS ASIN TAWES PEDAS

Koleksi Pribadi
Di tengah harga-harga yang serba naik, sebagai Ibu rumah tangga tentu sangat dipusingkan yang namanya pengeluaran. Bagi segelintir orang mungkin tidak berdampak banyak akan pengeluaran mereka, namun bagi kebanyakan masyarakat tentu saja berdampak besar agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Nah, kali ini tumis asin tawes pedas menjadi salah satu solusi hemat. Saya membeli ikan asin tawes 1kantong plastik kecil berisi 2buah ikan seharga 3000rupiah. ...Dan tomat hijau 1000rupiah berisi 3butir. Sementara bumbunya seperti bawang putih, cabai rawit hijau dan bakso memang sudah ada karena terbiasa menyetok bahan tersebut untuk 1minggu sehingga tidak perlu berbelanja lagi. Jauh lebih hemat daripada membeli bumbu setiap hari.
Biasanya kebanyakan orang, ikan asin yang digunakan adalah ikan asin jambal atau ikan asin gabus karena memiliki tekstur daging yang tebal. Namun dari segi harga lebih mahal dibanding tawes. Tetapi harga ini tidak mutlak karena masing-masing daerah berbeda dalam menentukan harga jual.
Ini salah satu menu hemat saya, nah... Apa menu hematmu hari ini?

SOUVENIR PERNIKAHAN

image koleksi pribadi
Yang namanya pernikahan pasti tak lepas dari tamu undangan, makanan, dan suvenir. Dalam suatu pesta pernikahan, suvenir biasanya dimanfaatkan sebagai tanda ucapan terimakasih kepada para tamu undangan yang sudah hadir memberikan doa restu.
Beragam suvenir mulai dari yang unik hingga yang biasa, mulai dari yang mahal hingga yang murah meriah, mulai dari yang bisa dimanfaatkan hingga yang hanya sebagai hiasan saja, semua tergantung dari kebutuhan yang punya... hajat.
Saya termasuk salah satu yang hobi mengoleksi suvenir pernikahan. Segala jenis suvenir di simpan, mulai dari gunting kuku, lilin aroma terapi, sumpit, tasbih, sendok garpu, tempat tisu, gantungan baju, gerabah kecil, mug, sutil, bros, talenan, tempelan kulkas, saputangan, gelang rotan, handuk kecil, pan kecil, dompet, boneka kecil, pembuka botol, tatakan gelas, Al-Quran, gantungan telpon selular, dll.
Dan suvenir pernikahan teman kali adalah cendera mata seperti ini... Unik. Selain bisa dimanfaatkan saat mati lampu, bisa juga digunakan untuk penghias ruangan.

BESTIE

Dari sekian banyak teman yang saya miliki, mungkin hanya satu sosok manusia ini nih yang paling nge-klik. Sebab, cuma dia yang berani bicara...