Sunday 14 June 2015

MELEPAS ASI PADA ANAK

Dokumentasi Milik Pribadi
Lepas ASI setiap anak pastinya berbeda-beda. Ada yang mudah, ada yang sulit. Ada yang ribet, ada yang praktis. Anakku Aira termasuk anak yang sulit sekali untuk disapih. Bila dihitung-hitung, rasanya sudah lebih dari 5kali saya berusaha menyapihnya untuk berhenti dari ASI. Alasan usia yang sudah lebih dari tiga tahun benar-benar membuat saya harus 'memaksa' Aira berhenti dari ASI.

Awalnya, saat usianya kurang dari 2 tahun, saya coba menyapih dengan cara diberi brotowali. Hasilnya Aira muntah-muntah dan menjadi susah makan. Parahnya lagi, ia jadi susah minum susu formula dan tidak mau makan bahkan hingga berat badannya menyusut. Akhirnya saya mencari cara lain. Saya beri puting dengan betadine dan obat merah. Dia memang menjadi geli dan tidak mau ASI, namun cara ini malah membuat dia sakit selama berhari-hari. Demam tinggi dan kerap mengigau. Awalnya saya kira karena demam biasa, namun ternyata begitu disusukan kembali, ia langsung sembuh dari demamnya. Cara ini sudah 3x saya lakukan, namun tetap tidak membuahkan hasil malah membuatnya semakin kurus karena kerap sakit dan sulit makan. Tak jarang pula saya membawanya pada dukun bayi/dukun sapih di tempat saya tinggal. Segala macam cara tetap tak membuahkan hasil. Saya nyaris putus asa.

Hingga suatu sore, ada salah satu tetangga ibu saya yang terdengar mencemooh karena usia anak saya yang sudah besar dan tak pantas lagi menyusu ASI. Jujur saja, kalimat itu memang terdengar menyakitkan. Namun saya sendiri bingung bagaimana mengatasinya. Hingga akhirnya, setiap malam saya selalu membisikkan kalimat demi kalimat di telinga anak saya yang sedang tertidur. Saya selalu berkata, "Nak, Aira kan udah besar. Sudah sekolah, udah gede. Udah harus berhenti ASI. Teman-teman Aira udah gak ada lho yang masih nenen. Semua sudah minum susu pakai gelas. Minum susu pakai gelas lebih enak lho rasanya." Selalu saya ucapkan setiap kali ia mulai tertidur.

Karena seingat saya, saya pernah mendengar bahwa untuk mempengaruhi alam bawah sadar seseorang ialah disaat ia sudah tertidur pada posisi tidur REM (Rapid Eye Movement) karena dianggap batas inilah seseorang mudah untuk dipengaruhi bawah sadarnya. Saya sendiri kurang memahami tidur REM ini pada menit-menit keberapa setelah seseorang tidur lelap. Namun, saya terus berusaha mengucapkannya di telinga si kecil setiap saya merasa sudah waktunya untuk membisikkan kalimat ampuh tersebut.

Dan entah setelah keberapa kalinya, tiba-tiba anak saya mulai enggan untuk menyusu ASI. Awalnya ia nampak gelisah setiap kali hendak tidur. Bahkan, tak jarang ia tidur terlelap setelah mengoceh banyak kosakata atau membaca buku dan bercerita itupun di atas jam 12 malam. Walau menjadi kebiasaan baru yang harus saya cari cara lagi agar tidak berkelanjutan tidur setelah tengah malam, namun setidaknya ia sudah bisa lepas dari ASI dengan sendirinya. Dan bila ditanya mengapa tidak mau nenen lagi, ia menjawab," Malu, ma. Kan Aya udah gede. Udah sekolah. Udah gak boleh nenen lagi. Nenen itu rasanya pait. Aya maunya minum susu pake gelas aja." Saking penasarannya, saya dan suami sering menanyakan hal itu padanya, dan ia pun akan menjawab hal yang sama seperti apa yang dia ucapkan.

Dokumentasi Milik Pribadi
Saya kira setelah sebulan berlalu, ia akan ingat kembali dengan ASI. Namun ternyata memang ia sudah faham bahwa diusianya yang sudah 3tahun lebih itu sudah tidak pantas lagi menyusu ASI. Kini ia selalu minta minum susu plain UHT setiap hendak tidur. Walau terbilang boros karena sekotak 1liter susu UHT hanya untuk 1 hari saja, namun setidaknya ia sudah mulai lupa dengan ASI-nya. Saya sendiri sempat heran, dahulu saat masih ASI, ia juga sudah dibantu susu formula. Tapi setelah ASI lepas, ia malah jadi enggan minum susu formula. Ia lebih memilih susu UHT ataupun susu kacang murni.

Setelah ia benar-benar berhasil lepas dari ASI, ada tugas baru yang menanti yaitu merubah kebiasaannya yang baru bisa tidur di atas jam 12 malam. Dan baru bisa tidur siang setelah jam 4 sore. Sebab, ia baru bisa tidur bila dalam kondisi yang memang sudah lelah dan mengantuk. Namun, ternyata hal itu tidak berlangsung lama. Karena setelah usia 4tahun, ia sudah bisa diajak kerjasama. Bila waktunya tidur malam atau tidur siang, saya hanya perlu sedikit bersikap tegas bahwa sudah waktunya tidur. Masuk kamar, TV dimatikan, jauhkan dari gadget. Maka, ia pun akan terlelap tidur.

Terkadang, sebagai orangtua, diri kita sendiri menyuruh tidur, namun tetap asyik dengan gadget. Hal itu bisa ditiru olehnya. Maka cara yang terbaik adalah, ajak dan antarkan anak ke tempat tidur. Biasanya, anak ada yang meminta 'dikeloni' seperti ditemani saat tidur atau minta diusapi/dibelai punggungnya ataupun dibacakan buku cerita. Maka lakukanlah. Hadirkan diri kita setidaknya hingga ia tertidur lelap.

Sebagai orangtua, kita hanya bisa menikmati setiap tingkah pola anak sambil terus belajar memahami dan berusaha mengarahkan memberikan yang terbaik untuknya.
 

1 comment:

  1. boleh dicobain nih,anak saya juga susah lepas dari ASI

    ReplyDelete

BESTIE

Dari sekian banyak teman yang saya miliki, mungkin hanya satu sosok manusia ini nih yang paling nge-klik. Sebab, cuma dia yang berani bicara...