Thursday 20 December 2012

BELAJAR DARI SI KECIL

Setiap Kamis malam selepas maghrib, di wilayah tempat tinggalku daerah Palmerah Barat tepatnya, biasa ada pasar malam dadakan. 

Berbeda dari pasar malam dadakan lainnya yang pernah ku kunjungi, di lokasi ini hanya terdiri dari pedagang makanan, pakaian, dan kelontong serta permainan anak-anak. Tak selengkap seperti pasar malam di tempat tinggalku sebelumnya di Tangerang.  
Bisa dibilang, aku lebih senang meluangkan waktu berbelanja di tempat ini. Karena harga yang murah dengan kualitas tak jauh berbeda dari toko, membuatku sering menandai kalender sebagai reminder dengan harapan tak terlewat harinya. Walau terkadang pulang dari pasar hanya membawa sebuah boneka untuk si kecil, tapi entahlah rasanya senang saja ke tempat itu. 



Malam itu, aku dan si kecil, bersama 2 orang tetangga asik menjelajahi pasar malam yang panjangnya hanya beberapa ratus meter saja. Sebenarnya tak ada alasan atau niat untuk membeli barang, hanya untuk sekedar jalan-jalan dan cuci mata sejenak setelah seharian disibukkan dengan segudang aktifitas rumah. 




Anakku pun nampaknya senang sekali. Sesekali ia berlari dan menghampiri pedagang mainan. Kalau sudah begitu, pasti ia langsung mengacak-acak beragam mainan disana sambil seolah-olah memilih dan menimbang-nimbang apa yang ingin dibelinya. Hadeehh... Lagaknya sok tua. Lalu sejurus kemudian, ia pasti langsung berteriak, 
"Baaaannngg... abaaanngg... baanngg..." 
Si pedagang mainan itu melirik ke anakku lalu menyahuti teriakannya,
"Kenapa, dek? Adek kecil mau beli apa?"
Anakku langsung menunjuk pada sebuah mainan yang disukainya. Sebuah write board berwarna oranye. Aku menyodorkan satu set mainan masak-masakan dan boneka padanya. Si kecil menggeleng kuat sambil berkata, 
"Mama mau, ma..." (Ngga mau, ma)
"Nini ajaaa..." (Ini aja)
Sahutnya keras. Aku hanya bisa menuruti keinginannya. 

Entahlah, anak itu sering menolak jika dipilihkan mainan atau pakaian dan keperluan ia lainnya. Ia punya pilihannya sendiri. Suatu ketika saat aku memilihkan pakaian anak-anak untuknya, ia menolak dan malah memilih busana cherrybell dan rainbow yang lagi ngetrend saat ini. Haduuhh, usianya belum 2 tahun tapi gayanya sok tua sekali. Ia tahu mode pakaian dari mana? TV-kah? Hmm, aku hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala. 

Malam itu, setelah lelah melihat-lihat, kami pun pulang. Sebelum pulang, aku sempatkan dulu membeli 2 buah minuman untukku dan salah satu orang tetangga karena yang seorang lagi sudah lebih dulu membeli minuman. Belum selesai keluar dari area pasar malam, ternyata minumanku sudah habis. Bingung mencari-cari tong sampah, akhirnya gelas minuman itu aku pegang terus. Para pedagang dan tetanggaku bilang buang saja disembarang tempat. Toh, setelah ini ada petugas kebersihan yang menyapu bersih area pasar malam tersebut. Karena semua melakukan hal yang sama, dengan agak sedikit ragu, aku buang sampah itu dipojok jalan. Kamipun melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba anakku melihat kearah tanganku. Lalu ia berontak mengajak kembali ke area pasar malam. Aku berusaha membuatnya tenang, namun ia makin berontak. Akhirnya kuturuti apa maunya. Tiba dipojok jalan, si kecil menyuruhku mengambil kembali sampah yang kubuang sembarang itu. Hah? Aku hanya bisa melongok. Akhirnya aku ambil dan ku pegang dalam genggaman. Ditengah-tengah perjalanan pulang, si kecil berteriak,
"Itu, mah... itu, mah... itu, mah..." 
"Itu apa, sayang?" Tanyaku kurang paham. Ia menunjuk pada sebuah tong sampah besar dari drum yang berada di depan sebuah warung makan. Ya, ampun. Ia menyuruhku memuang sampahnya di tong itu. 
"Buangnya disini?" Tanyaku padanya.
"ya, mah. Buangna ditini aja... " Sahutnya. Aku tersenyum bangga. Ku cium pipinya yang chubby dan halus. 
"Makasih ya, nak. Hari ini kamu sudah mengingatkan mama untuk berperilaku sesuai aturan.           

2 comments:

  1. Bagus-bagus fotonya. Blognya juga makin rame (y)

    ReplyDelete
  2. Waduhhh... jadi malu dilihat sama Suhu... Hihihi... Ngumpet ahhh...

    ReplyDelete

BESTIE

Dari sekian banyak teman yang saya miliki, mungkin hanya satu sosok manusia ini nih yang paling nge-klik. Sebab, cuma dia yang berani bicara...