Event ASEAN BLOGGER#PEDULI diselenggarakan 01 Desember 2012 yang berlokasi di Departemen Luar Negeri ini dimulai pukul 10.00 wib sampai pukul 19.00 malam dengan mc Mira Sahid dan Karlen Anderson. Memang, sedikit molor waktu dari jadwal yang telah ditentukan. Acara ini dihadiri dari berbagai komunitas blog, seperti Emak-emak Blogger, Akademi Berbagi, Hijaber's Mom, Kompasiana, Relawan TIK, komunitas blogger Bogor, blogger Karawang, komunitas BHI (Bunderan Hotel Indonesia), angin mamiri Makassar, Kartunet (Karya Tuna Netra), dan komunitas lainnya.
MC Karel Anderson
Seru? Pastinya! Dimulai dengan game pemanasan bernama "Bang Mi'un" dilanjut dengan permainan-permainan seru lainnya yang sangat berbeda dari yang ada seperti Blind Chess, Top Speed, dan Match. Yang membedakan games ini adalah semua permainan tanpa visualisasi. Artinya, dalam memainkannya yang dibutuhkan adalah kepekaan terhadap indera pendengaran. Ini adalah sebuah permainan yang baru bagi saya. Bagaimana tidak, saya yang ikut meramaikan memainkan sebuah permainan balap mobil Top Speed, harus menjalankannya tanpa visualisasi. Tak ada gambar arena balap, tak ada gambar mobil-mobil pilihan, tak ada gambar pendukung visual lainnya seperti permainan balapan mobil pada umumnya. Yang ada hanya suara dari sound notebook yang menjadi panduan. Tapi walau begitu, saya cukup senang karena berhasil keluar sebagai juara 1 di permainan Top Speed.
Aku, saat bermain Top Speed
Suasana game Match
Suasana Game Top Speed
Suasana Game Blind Chess
Para Pemenang Games Foto Bareng
Hadiah dari Menang juara 1 Top Speed
Setelah selesai dengan permainan-permainan seru, peserta Asean Blogger#Peduli menyantap siang dahulu dengan ditemani senandung dari teman-teman Kartunet.com yang membawakan beberapa tembang lagu. Bahkan ada dari salah satu anggota KEB (Kumpulan Emak-emak Blogger) yang menyumbangkan 2 buah lagu, lho!
Perform dari mak Waya Komala KEB bersama Kartunet.com
Selepas waktu Ishoma (Istirahat, Sholat dan makan), mulailah dengan acara inti. Diskusi seputar HIV/Aids dan Disabilitas. Diawali dengan pemutaran video ASEAN Community yang berdurasi 6 menit, disusul dengan diskusi yang terbagi menjadi 3 sesi. Adapun sesi pertama yaitu membahas tentang peranan ASEAN terhadap insan Disabilitas.
Dalam sesi ini, diisi oleh dua pemateri, Ibu Rosmalawati Chalid, yang menjabarkan Kerjasama ASEAN dalam bidang Disabilitas serta Ibu Mariam F. Barata yang mengangkat isu tentang Perkembangan TIK untuk masyarakat Tuna Netra.
Para Narasumber Sesi Pertama
Berikut pembahasan lengkapnya.
Ibu Rosmalawati Chalid, selaku Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN mengatakan bahwa kerjasama antar negara yang beranggotakan 10 negara ini peduli akan insan disabilitas. Hal ini terbukti dengan adanya undang-undang yang mengatur kesejahteraan insan difabel dalam piagam ASEAN, Bali Declaration serta ASEAN Socio Culture Community Blueprint. Salah satu isi dari undang-undang tersebut ialah bahwa ASEAN mendukung kegiatan promosi dan pengembangan pelayanan, kesejahteraan, kualitas hidup, dan kemakmuran para insan disabilitas di semua bidang terkait.
Ibu Mariam F. Barata
Sementara narasumber kedua, Ibu Mariam F. Barata selaku Direktur Pemberdayaan Informatika mengungkapkan bahwa agar tercipta masyarakat disabilitas yang cerdas, produktif dan beretika dibutuhkan perkembangan teknologi informatika yang memudahkan para difabel mengakses beragam informasi.
Dalam materi yang dibawakan dikatakan bahwa pengguna internet di indonesia sejak tahun 1998-2011 berkembang sangat pesat dari 500 ribu pengguna menjadi 55 juta pengguna dan 64% diantaranya ialah remaja dan anak-anak (generasi Netizen). Bagi insan difabel pun berhak mendapatkan penghidupan yang layak termasuk TIK. Hal ini diatur dalam :
- UU No.4 Tahun 1997
- PP No.43 Tahun 1998
- Keppres 39 tahun 1998
- Perpres 83 Tahun 1999
Maka untuk memudahkan para insan disabilitas, dibentuklah Community access point (CAP) yang menyebar di enam wilayah di Indonesia dengan menyediakan peralatan bagi para tuna netra dimasing-masing wilayah CAP.
Gambar Dokumen Milik Ibu Mariam F. Barata
Adapun peralatan tersebut terdiri dari :
- CPU
- Monitor
- Keyboard
- Mouse
- Speaker
- Headset
- Aplikasi Screen Reader
- UPS
- Sistem Operasi Windows
- Pemutar Buku Bicara Digital
Sementara, untuk aplikasi Screen Reader menggunakan :
- JAWS (Job Access With Speech)
- Narrator Windows
- Voice Over
- System Access to Go
- NVDA (Non Visual Desktop Access)
- Damayanti
Selain itu, terdapat pula Smartphone yang didukung oleh sistem operasi Android seperti Georgie, Qualcomm, dan juga Blackberry Screen Reader yang dapat memudahkan para disabilitas dalam berkomunikasi dan menyerap jutaan informasi.
Sesi pertama usai. Dilanjut dengan sesi berikutnya. Kali ini pembahasan seputar HIV/Aids. Dengan pemateri dan narasumber Dr. Bagus, Bapak Syaiful W. Harahap, dan mbak Sukma Ratri.
Dalam materinya, Dr. Bagus menjelaskan tentang HIV dan Aids.
Dikatakan pula bahwa dari 1 orang pekerja seks yang memiliki rata-rata 5 pelanggan/hari sama saja telah menulari virus kepada 150 pria/bulannya dimana 60% dari pria-pria itu berstatus suami atau pria beristri. Itu berarti sama saja telah menularkan kepada 90 Ibu rumah tangga. Mari kita berandai-andai, misalnya saja untuk 10% perempuan yang hamil dengan tertular HIV, maka pertanda ada 10 bayi yang terlahir dengan positif HIV setiap bulan. Bisa dibayangkan seandainya 90 orang Ibu yang tertular tersebut hamil, maka berapa banyak bayi yang lahir dengan HIV setiap tahunnya?
HIV dapat ditularkan melalui darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu. Penularan melalui darah dapat terjadi lewat transfusi darah dan jarum suntik. Sementara melalui cairan sperma dan vagina dapat terjadi pada hubungan seks tidak aman seperti heteroseksual, homoseksual dan biseksual.
Dalam berhubungan sosial biasa dimana tidak adanya pertukaran cairan tubuh, khalayak aman untuk berinteraksi dengan pengidap HIV. Misalnya saja seperti berenang, berjabat tangan, makan bersama, berpelukan, ciuman, tinggal satu rumah, ataupun melalui gigitan nyamuk/serangga. Semua itu tidaklah menyebabkan seseorang tertular HIV. Jadi, jangan pernah takut terjangkit HIV pula dengan bergaul bersama para ODHA selama tidak melakukan hubungan yang tidak aman seperti yang telah dijabarkan di atas.
Setelah penjabaran HIV/Aids oleh Dr. Bagus, dilanjut oleh pemateri berikutnya, yaitu Bapak Syaiful W. Harahap selaku Pimpinan Redaksi AIDS Watch Indonesia. Dalam makalahnya, beliau mengusung tema "Menulis (Berita) AIDS dengan Nurani".
Sesuai profesinya, beliau lebih menitik beratkan pada media massa dimana para Blogger diharapkan dapat menulis suatu berita berdasarkan data yang akurat dan bersifat obyektif. Beliau juga menerangkan bahwa media masa memiliki peranan sebagai Agent of change dan agent of development yang bertujuan memberikan manfaat bagi kehidupan. Dimana manfaat tersebut akan tercapai bila berita yang dihadirkan memiliki poin-poin sebagai berikut :
- Mengedepankan segala nilai aspek kemanusiaan
- Menghargai kehidupan
- Mengutamakan fakta
- Tidak bersifat menghakimi
- Bersikap obyektif yang akurat
- Materi berita disajikan secara fair
- Materi berpihak kepada yang tertindas, terabaikan, dan tak berdaya
- Serta berpihak kepada kebenaran
Dikatakan pula bahwa fakta suatu berita terbagi kedalam 4 kelompok, yaitu Privat, Publik, Opini, dan Empiris.
Dalam pengolahan materi yang menyangkut fakta publik misalnya untuk pasien yang tertular HIV, bahwa berita yang dapat disuguhkan tanpa adanya izin dari yang bersangkutan hanya mengenai :- Inisial Nama
- Umur
- Jenis Kelamin
- Faktor resiko (Media penularan)
- Jenis tes
- Alamat (hanya nama kota/kecamatan)
- Gejala yang ada
- Penyakit penyebab kematian
Berikut ini beberapa unsur layak tidaknya suatu berita, yaitu :
- Significance, peristiwa atau kejadian yang terkait langsung dengan harkat kehidupan orang banyak
- Magnitude, peristiwa atau kejadian yang terkait dengan jumlah atau angka
- Timeliness, peristiwa atau kejadian yang terkait dengan aktualitas, baru terjadi, baru ditemukan
- Proximity, peristiwa atau kejadian yang terkait dengan kedekatan secara geografis atau psikologis
- Prominence, peristiwa atau kejadian yang terkait dengan ketenaran
- Human interest, peristiwa atau kejadian yang terkait dengan kemanusiaan
Adapun kelengkapan suatu berita mencakup :
What
Who
When
Where
Why
and How
Sesi selanjutnya adalah pemaparan atau sharing dengan salah satu ODHA bernama Sukma Ratri.
Wanita yang berasal dari Bandung ini positif tertular HIV sejak 6 tahun lalu. Awal terkena virus ini melalui sang suami yang lebih dulu terjangkit AIDS akibat penggunaan jarum suntik secara bersama-sama. Walau divonis HIV, namun beliau tak patah semangat dan mendirikan komunitas "Indonesia Tanpa Diskriminasi" serta terlibat dalam Rumah Cemara.
Secara penglihatan, tak ada yang berbeda penampilan beliau dengan oranglain yang sehat dan seperti kebanyakan isu yang digaungkan tentang ciri-ciri penderita HIV. Yang membedakan penderita dengan orang tanpa HIV adalah dari hasil test HIV.
Tak selayaknya kita membeda-bedakan, mendeskriminasikan, dan bahkan mencemooh para ODHA. Mereka juga membutuhkan penerimaan dari khalayak ramai. Mereka juga butuh dihargai selayaknya manusia lainnya. Cobalah untuk melihat sisi lain, berapa banyak dari ODHA yang sukses berkarya dan lebih berempati terhadap penderitaan masyarakat. Tak selayaknya kita menjauhi mereka. Karena penularan HIV tak semudah apa yang diisukan dan ditakutkan banyak orang. Dibutuhkan perubahan mindset, stigma dan paradigma terhadap ODHA agar tak ada lagi situasi yang memojokkan mereka hingga seolah tak memiliki ruang di bumi ini. Seperti halnya para difabel, mereka semua butuh pengakuan. Setidaknya, itulah harapan dari seorang Sukma Ratri.
Mantap, liputannya keren dan lengkap. Suka! Btw, mak boleh donk dituliskan juga di web KEB? Oh iya, nama MC cowok, koreksi dikit ya. Yang betul Karel Anderson, bukan Karlen :D
ReplyDeleteHehehe... Makasih mak koreksiannya...
ReplyDelete