Sunday 16 December 2012

AKSI SI KECIL

Di usianya yang baru 19 bulan, rasanya perkembangan dan pertumbuhannya semakin meningkat. Senang? Tentunya. Ibu mana yang tak bahagia melihat buah hatinya bisa tumbuh dengan baik dan sehat. Yang aku tahu bahwa anak-anak memiliki daya ingin tahu yang teramat besar. Dan tak hanya sampai disitu, anak-anak juga kerap kali meniru gaya, tingkah bahkan polah orang dewasa yang dilihatnya. Bahaya juga ya kalau yang dilihatnya sehari-hari adalah contoh yang tidak baik? Hmm... 

Anakku yang satu ini (memang baru satu, hehehe) sering sekali meniru aksiku. Contohnya ya seperti ini : 





Ia meniru saat aku sedang mengulek bumbu. Awalnya, ia sekedar memperhatikan, lama-lama mulai deh merecoki pekerjaanku. Karena seringnya rebutan ulekan dengan si kecil, akhirnya aku lengserkan ulekan batu tersebut untuknya bereksperimen. Sementara aku beralih memakai blender bumbu. Dua kebahagiaan yang didapat, si kecil jadi punya mainan baru dan acara memasakku jadi lebih cepat selesai. 




Ia juga kerap kali melihatku disibukkan dengan tumpukan buku dan tebaran kertas. Hal itu menimbulkan rasa ingin tahunya dalam mencoba banyak hal, diluar dari perkembangan pertumbuhan otaknya yang lagi senang-senangnya corat-coret sana-sini. Sampai-sampai print-an naskah milik klien ikut jadi korban. Bahkan dummy buku yang siap kirim tak luput jadi mangsa tangan-tangan kecilnya. Maka, untuk mengantisipasi ketika kecerdasan visual-spasialnya sedang bertingkah, aku dan suami memberikannya setumpuk kertas dan spidol untuk berekpresi. Lama-lama boros juga ternyata. Dalam sehari ia bisa menghabiskan puluhan kertas untuk dicorat-coret. Belum lagi tumpahan tinta spidol yang meninggalkan bekas pada pakaian dan karpet, lantai dsb. Akhirnya aku membelikan write reusable board cantik untuknya. Wuihh, senangnya bukan main. Selain irit kertas/spidol yang berarti sama saja aku sedikit lebih menghemat pengeluaran, si kecil pun nampak lebih tertarik dengan media ini. Dan tentu saja tak meninggalkan bekas pada pakaian, seprai, karpet dan lain-lain.   





Statusku yang sebagai ibu rumah tangga bukanlah berarti bahwa pekerjaanku hanya sebatas urusan dapur, rumah dan anak. Tapi separuh waktuku setiap harinya kuhabiskan di depan laptop. Profesi sebagai freelancer desain grafis dan penulis lepas mengharuskanku lebih sering bermesraan dengan benda hitam kotak ini. Namun aku harus pintar-pintar bagi waktu antara pekerjaan dan rumah rangga. Walau belum sepintar dan seahli mompreneur lainnya yang telah mendulang sukses, namun aku terus berusaha belajar dan belajar. 
Pernah suatu ketika karena keahlian tangan-tangan mungil buah hatiku dalam menyulap benda apa saja, alhasil laptop terpaksa masuk ke 'rumahsakit' beberapa hari untuk diperbaiki. Tak hanya windows-nya yang rusak, namun juga aku harus rela ganti harddisk baru. Sepertinya aku harus mulai menyisihkan dana untuk membeli laptop khusus untuknya. Banyak sekali beredar laptop untuk anak dengan fitur-fitur yang dikemas sesuai kebutuhan edukasi mereka. Pasti ia senang sekali jika dihadiahkan benda ini. Sabar sebentar ya, nak. Sesegera mungkin mama kasih buatmu... Amin. 







Aksi selanjutnya, menyapu. Setiap melihat debu atau kotoran apa saja di lantai, buru-buru ia ambil sapu. Kadang sapu lidi, kadang sapu ijuk. Kemudian ia akan menyapu lantai yang kotor itu dengan cermat. Maksudnya, terlihat fokus saat menyapu, padahal setelah selesai disapu belu tentu lantai itu benar-benar bersih. Hehehe... Tapi sering juga ia sempurna membersihkannya. Sementara kalau sudah urusan menyetrika, wuihh... melihatku baru mencolokkan kabel setrika saja ia langsung menyambar setrikaan dan memperagakan gayaku menyetrika pakaian. Kalau sudah begini, biasanya aku terpaksa mencabut kembali kabel yang terpasang dan hanya manyun menunggu si kecil lelah dan bosan dengan 'mainan' satu ini. Padahal aku sudah membelikannya mainan masak-masakan untuknya. Namun untuk kali ini, ia lebih tertarik dengan aslinya ketimbang yang tiruan. Hadeehh... Bangga? Tentunya. Sebab aku dan suami tak pernah mengajarkan menyapu, mengepel, mencuci piring, menyetrika, dsb. Tapi ia bisa sendiri melakukannya dengan hanya sering mengamati polahku dan suami. Yang rajin ya, nak. Biar mama dan bapak makin sayang padamu. Hehehe...   








No comments:

Post a Comment

BESTIE

Dari sekian banyak teman yang saya miliki, mungkin hanya satu sosok manusia ini nih yang paling nge-klik. Sebab, cuma dia yang berani bicara...