Friday 26 December 2014

GARA-GARA TAS GEREK


Dokumentasi milik pribadi
Sudah 3 hari Aira demam tinggi. Sudah diberi obat penurun panas, obat kompres, dan obat daya tahan tubuh, tetap saja tak ada perubahan. Panas tubuhnya masih tak mau turun. Akhirnya pagi ini kami sepakat membawanya ke dokter. Baru 3 hari sakit, berat badannya turun 0,7 kg. Ah, alamat harus ekstra perhatian untuk mengembalikan kembali berat badannya.
Sepulang dari dokter Aira berujar,
"Ma, Aya mau ikan lele. "
"Ikan lele? Oke deh. Nanti kita beli, ya." Sahutku sambil mengelus keningnya yang panas. Matanya terlihat begitu sayu.
 
Akhirnya kami pun keliling mencari lele. Ajaibnya, lele yang biasanya sangat mudah dicari mendadak jadi sulit ditemukan. Sampai-sampai kami harus berputar-putar ke setiap rumah makan baik warteg maupun rumah makan padang agar dapat ikan berkumis itu. Dan hasilnya nihil. Beli mentah tak ketemu, beli matang pun tak dapat.
 
"Gimana, ma? Mas udah harus masuk kerja nih." Seru suami padaku.
"Ya, udah. Berangkat aja. Kita ngikut sampai depan aja, ya. Mau nyoba nyari ke pasar Palmerah." Sahutku.
"Oke, deh." Dan suami pun mengantarkan aku dan Aira ke lokasi. Sambil pamit berlalu untuk berangkat kerja.
 
Sesampainya disana, ku ingat untuk membeli kado untuk ulangtahun keponakanku yang memang ia ingin sekali punya tas troli. Akhirnya aku mengajak Aira mampir sebentar ke toko tas hanya untuk menanyakan harganya. Awalnya sih hanya ingin tahu harganya. Karena uang yang aku bawa tak terlalu banyak. Tiba-tiba saat aku sedang memilih tas, Aira mulai ngamuk meminta dibelikan tas troli juga.
 
"De, nanti aja ya belinya. Mama beli buat dede Abel dulu. Buat Aira, kita cari lele aja. Kan katanya mau makan lele?" Bujukku padanya.
"Nanti aja Ma lelenya. Aya mau tas kayak gitu aja. "
"Lho, piye tho? Nanti gak dibeliin lele, nangis."
"Gak, deh. Aya gak nangis. Aya mau tas itu aja. Kayak dedek Abel."
Gubrak! Aku tepok jidat dibuatnya. Akhirnya, aku terpaksa membeli dua buah tas troli.
 
Setelah dibelikan, Aira meminta pulang.
"Ma, pulang yuk. Aya mau bobo."
"Kenapa? Aya pusing lagi? Kita makan dulu ya. Abis itu minum obat, trus tidur." Pintaku.
Dia pun mengangguk. Selesai kami makan, kami pun pulang. Dan ia menurut mengikuti instruksi untuk minum obat dan lanjut tidur. Ternyata tidurnya begitu lelap. Sorenya begitu ia bangun, ku lihat wajahnya sudah lebih fresh.
 
"Aira udah sembuh?" Tanyaku padanya sambil memegang keningnya yang sudah tak panas lagi.
"Udah, Ma. Aya udah sembuh. Kan udah dibeliin tas gerek."
Dan ku lihat ia senang sekali dan memainkan tas pinknya tersebut.
 
Sampai menjelang malam, ku lihat ia sudah kembali aktif bermain dan berteriak-teriak. Tasnya tak lepas dari genggamannya.
 
Oalah, dek. Capek-capek ke dokter, ternyata obatnya tas troli. Ampun, deh...

2 comments:

  1. dulu kalau orang tua saya cerita, setiap saya sakit suka diajak ke Bobo (salah satu tempat bermain anak jaman saya kecil). Katanya, kalau udah dibawa kesana suka langsung sembuh. Gak perlu ke dokter hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... anak-anak emang suka begitu ya, mak. Lucu-lucu kebiasaannya...

      Delete

BESTIE

Dari sekian banyak teman yang saya miliki, mungkin hanya satu sosok manusia ini nih yang paling nge-klik. Sebab, cuma dia yang berani bicara...